Hai! Apa kabar? | Baik. Situ siapa, ya?| -.-“

Tahu kan canggungnya kalau tiba-tiba out of nowhere ada yang nepuk pundak kita terus menyapa riang: ‘Hei, gile, bisa ketemu di sini! Apa kabar?’ lalu demi memberi muka (dan menutupi muka sendiri) kita ikutan tersenyum lebar dan balas menyapa: ‘Heeeiii! Baik, baik. Elo sendiri gimana?’ sambil diam-diam memerintahkan sel-sel kelabu di otak untuk menggali memori yang terkubur demi menemukan jawaban atas pertanyaan: Elo siapa sih??

Nah, saya ngalamin itu beberapa hari yang lalu. Saya lagi antri kasir untuk membeli minuman, tiba-tiba cowok ini menyapa dengan senyum lebar: “Hei, ci! Kok bisa ketemu di sini! Apa kabar?”

Serius. Mukanya familiar. Tapi diapa-apain tetap saya nggak bisa ngasih nama ke orang ini. Akhirnya saya terlibat percakapan basa-basi haha-hihi tanpa sungguh-sungguh tahu orang ini siapa.

“Ci, udah nyobain ini? Ini bagus!” Lah, malah dia nyelesin saya barang! Saya manggut-manggut aja mendengarkan sambil terus memecuti otak untuk… come one, gimme somtehing, darn it! Who the heck is this guy??

“Wah, sekarang netep di Semarang nih?” ujarnya. “Lah Prudentialnya gimana? Cici masih di sana, kan?”

Loh, dia kok tahu saya di Prudential ya? Jangan-jangan klien? Tapi sumpah saya nggak ingat pernah closing orang ini, dan saya selalu always nggak pernah never ingat sama klien-klien saya!

Akhirnya, senjata terakhir. Saya minta tukeran pin bb. Paling nggak biasanya orang taruh nama kan di bb? Dan ta-da! Muncullah nama orang itu. Sebut saja Fernando.

Dan masih saja it doesn’t ring a bell.

Shoot.

Oh well, Fernando, rasanya dikau akan selamanya menjadi misteri dalam hidup saya X)). Secara nggak bakaaaal saya nanya kita kenal dari mana. No way!! Mokal, tahu!!